Iseng-iseng cek folder data yang memuat data tugas SMA. Ehhmmm,,, aku malah nemuin naskah drama yang rencananya bakalan dipentasin buat acara pelepasan kelas XII, lebih tepatnya sihh acara pelepasan siswa kelas XII untuk angkatan saya (angkatan tahun 2013), hehehe :). And drama ini merupakan salah satu persembahan dari kelas saya (XII.IPA 1 Ekslusif). But, at the end, saya sedikit kecewa karena drama ini nggak jadi dipentasin. Alasannya karena tempat buat pentasnya nggak muat and waktunya juga nggak memungkinkan soalnya ada banyak juga rangkaian acara yang lain. Saya dan teman-teman yang lain juga udah latihan buat nampilin drama ini, tapi apa boleh buat. akhirnya kelas sayapun menampilkan persembahan lain yang durasi waktunya nggak lama and tempatnya mencukupi. Untuk itu teman saya yang lain lalu membawakan satu buah lagu yang merupakan karyanya sendiri, hehehe :D. Well, cukup aja pengantarnya yahhh, hahahha :D, let`s read my drama, enjoy reading :)
Cerita tentang persahabatan 4 orang anak dengan pribadi yang unik. Mereka
berempat bersahabat sangat erat walaupun banyak perbedaan diantara mereka,
tidak sekalipun mereka pernah terpecah belah hingga pada suatu ketika, salah
satu diantara mereka mulai berubah dan mengancam persahabatan mereka.
Imran: cowok yang selalu
beranggapan kalau dia itu sebenarnya orang Korea. Fans fanatic Suju dan segala
sesuatu yang berhubungan dengan Korea . Di kepalanya hanya ada tentang Korea.
Rahmat: cowok yang
hobi dengan olahraga terutama sepak bola, Real Madrid adalah klub pujaannya.
Muliana : gadis yang
terlahir sebagai anak tunggal dari sebuah keluarga yang kaya raya minta ampun.
Sifatnya sangat mendominasi semua keinginannya harus dipenuhi, ia merasa
pemimpin di kelompoknya itu
Nurhuda: gadis pendiam
yang multitalenta, suaranya sangat indah ketika mengaji. Terlahir dari keluarga
yang kurang mampu dan berada di lingkungan sekolah unggulan yang elit kadang
membuat dirinya mengalami krisis kepercayaan diri, sensitive perasaannya.
Ibunya hanya seorang pedagang nasi kuning sementara ayahnya pergi tanpa sebab
meninggalkan ia dan ibunya berdua sejak ia berusia dua tahun.
Pak Asrah : guru Sejarah
yang baik dan suka menolong siswanya.
“Indahnya persahabatan adalah saat saling memberi tanpa mengharapkan
balasan. Ada tawa saat dalam kesedihan, ada maaf disetiap kekhilafan. Sahabat
layaknya bintang, ia memang tak selalu terlihat namun kita tahu bahwa ia selalu
ada. Drama ini kami persembahkan untuk saudara, bintang-bintang, sahabat serta
semua orang yang kami sayangi.”
Pagi
hari yang cerah diiringi dengan angin sepoi-sepoi yang sangat menyejukkan hati
setiap insan. Sinar mentari yang begitu lembut, perlahan menerpa kulit setiap
manusia yang menampakkan wajahnya kepada mentari, lalu masuk kedalam pori-pori
sehingga sangat terasa kehangatannya.
Tampak
salah seorang siswa berjalan di koridor sekolah.
Adegan 1
Imran tengah berjalan sendirian menuju sekolah, tangannya sibuk
menekan-nekan keypad handphone. Kepalanya manggut-manggut mengikuti irama musik
yang keluar lewat earphonenya sambil sedikit bersenandung. Dari belakang Rahmat
datang dan menyusul
Rahmat: (memegang pundak Imran) imran…!
Imran/imran : (terkaget) Astagaa…! Kaget gue..!
Rahmat: nah loh bawa hp ke sekolah..! entar gue bilangin ke Pak Usman..!
Imran : kan ini mah properti buat drama bahasa Indonesia nanti. Kamu nggak tw
yahh ?
Rahmat : oh iya lupa (tepok jidat). Astaga,,,kemarin malem aku ga ngapalin
naskahnya!!!. Mampus dehhh gue....
Imran : pasti nonton bola..!
Rahmat : kok tau? (heran)
Imran : kan situ tadi malem nge sms mulu..”ih tuh liat Ronaldo keren bangetttt..”
Rahmat : ehehe..dia tuhh emang keren banget kan? Jago main bolanya dari pada SUJU
apa itu Super Juniii..(sambil lari sebelum dijitak sama Imran)
Imran : eh sini lo tiang gawangggg…
Mereka lalu berkejaran hingga masuk kedalam ruang kelas. Tak lama kemudian
disusul dengan udha yang juga masuk kedalam kelas. Ternyata sedari tadi telah
ada Muliana yang datang lebih awal ke kelas.
Adegan 2
Udha : Assalamulaikum
Muliana : Waalaikumsalam. wihh, wihh..ini dia duta sekolah kita , gimna
nanti lomba pidato nya? (senyum)
Udha: eumm..iya nihh lumayan deg-degan gue.
Imran : kalau kamu deg-degan aku aja yang gantiin Udha hehehe..! (ngeledek)
Muliana : waahhhh..logak lo dulu tuhhh ilangin..!
Rahmat : beuh…tapi Udha kamu kan dah biasa
ikut lomba jangan tegang lah entar pasti kita dukung!
Udha : iya makasih rahmat.. (senyum)
Masrya : tapi udha tar siang jadi ikut kan ke rumahnya Rahmat?
Udha : eumm kayanya nggak nanna..
Rahmat : knp..?
Udha : hmmm....(hanya terdiam)
Tiba2 rahmat memotong pembicaraan.
Rahmat : wahhh, penampilan ronaldo tadi malam keren banget. Apalagi pas dia cetak
gol. Wahhh kerennya (girang banget)
Imran : yahh... jelas kerenan kyuh yun lahhh, Ronaldo mah songong gitu mukanya.
ededehhhh
Rahmat : Kerenan Ronaldo lah..apaan tuhh kyuh yun..namanya aja udah kayak bihun..?
jangan-jangan masih sodaraan ama soun..hahaha
Muliana : ni orang pagi-pagi udah pada ribut aja..
Rahmat : tau nih bihun..?
Imran : Kyuh Hyun..Rahmaaaattttt..
Tiba-tiba bel berbunyi dan pelajaran pertama pun dimulai.
Pak Asrah : assalamulaiakum!
Siswa : waalaikumsalam
Pak Asrah : nah anak-anak hari ini kita akan belajar mengenai PBB, ada yang tahu apa
itu PBB?
Rahmat : Persatuan banci-banci pak. (pissss, hehehe)
Pak Asrah : hemm, jangan bercanda kamu. Ada yang lain ? ya Udha..?
Udha : Persatuan Bangsa-Bangsa pak atau istilah asingnya UN singkatan dari
United Nation. (senyum)
Ipak guru : betul, tepat sekali jawaban Udha. Nah sekarang siapa yang tahu
sekretaris jenderal PBB yang sekarang berasal dari negara mana?
Rahmat : Inggris pakkk....(sok tahu)
Muliana : bukann pak, Tapi dari Korea Selatan, tepatnya dari seoul pak..! (jawab Muliana
dengan lantang tidak mau kalah sambil tersenyum udhairik Udha yang balas
memberinya jempol)
Pak Asrah : yahh, jawaban muliana tepat, teruss nama tokohnya siapa..?
Imran : Kyuh Hyun pakk…teriak Imran(sok tahu juga, karena denger tentang korea
langsung keinget sama kyuhyun)
Siswa : huuuuuu…(semua siswa berteriak sambil tertawa)
Pak Asrah : tenang-tenang anak-anak. Kita lanjutkan kembali pelajarannya
agar kalian bisa mengetahuinya lebih dalam lagi mengenai PBB.
Tidak
lama kemudian bel pertanda jam istirahat pun berbunyi. Mata pelajaran pada jam
terakhir adalah Bahasa Indonesia. Anak-anak kelas XII.IPA 1 mengikutinya hingga
selesai. Tepat pukul 13.15 WITA bel berbunyi, pertanda jam pelajaran telah usai.
Lalu, mereka pulang ke rumah masing-masing. Kecuali imran dan rahmat, mereka
masih berada di depan kelas. Mereka tengah menunggu muliana. Rencananya hari
ini mereka akan pergi kerja tgas kelompok biologi di rumah Rahmat. Sementara
itu, udha terburu-buru hendak pulang.
Adegan 3
Imran : udha..bener lo nggak ikut?
Udha : iya maaf yah temen-temen aku ada perlu banget nih
Rahmat : ada apa sih ? , akhir-akhir ini kok kamu jadi aneh gini
Imran : iya, ada apa ?
Udha :.mmm ga ada apa-apa kok cuman urusan keluarga aja biasa lagian aku harus
latihan buat lomba nanti..(Jawab udha sambil tersenyum)
Imran : iya tapi kalau ada apa-apa kamu bilang yah..! kita kan bukan orang lain udha
Udha : iya makasih, aku duluan yah assalamualaikum. (Udha pun berlalu dengan
tergesa-gesa.)
Muliana datang tergopoh-gopoh, peluhnya bercururan, wajahnya panik.
Muliana : kalian liat nggak cincin aku? cincin yang dipake buat properti drama
tadi! Liat ga ?
Rahmat : lah bukannya tadi dah kamu simpen di tas kamu?
Muliana : iya tapi sekarang nggak ada..! (nada suaranya meninggi nyaris histeris)
Rahmat : iya, coba cek lagi siapa tau ke selip gituh..!
Muliana : udah puluhan kali gue cek, tapi ga ada. hmm itu kan cincin ibu aku mana
mahal lagi harganya kalau beneran ilang gawat ini..!
Imran : yaudah tenang-tenang. kita bantuin nyari yu siapa tau jatuh di kelas
atau dimana gitu..
Mereka pun lalu pergi kelas untuk mencari cincin muliana
Adegan 4
Keesokan harinya. Hari itu lomba pidato Bahasa Indonesia digelar. Rahmat, Imran,
dan Muliana datang mendukung Udha yang terpilih menjadi perwakilan sekolah
untuk ikut lomba. Muliana masih terlihat murung karena hingga hari ini cincin
ibunya tak juga ditemukan.
Pembawa acara memanggil Udha keatas panggung. Udha yang masih gugup
disemangati oleh teman-temannya.
Rahmat : Ayo semangat yah..!
Imran : iya jangan grogi..(senyum)
Udha pun udhaangkah menuju panggung, sesaat sebelumnya Muliana udhaihat ke
jari manis Udha dimana dijarinya udhaingkar cincin yang sama dengan cincin
ibunya.
Muliana : eh liat tuh dijarinya Udha!
Rahmat : apaan sih?
Muliana : liat..kayanya itu cincin ibu aku yang hilang deh..!
imran : wah jangan asal nuduh ah..
Muliana : emang sejak kapan dia pakai cincin? Biasanya juga enggak kan?
Imran : iya tapi jangan suudzon dulu, siapa tahu cuman mirip doank!
Muliana : heh cincin itu tuh mahal..nah dari mana si udha punya uang buat beli
cincin kaya gitu?
Rahmat : mana mungkin sih Udha ngambil cincin kamu, dia itu kan sahabat kamu,
sahabat kita..!(heran)
Muliana : ya kan bisa aja..ga ada yang ga mungkin guys..!
Adegan 5
Beberapa lama kemudian udha telah menyelesaikan pidatonya lalu kembali ke
tempat duduknya semula, Muliana yang emosinya tak tertahan langsung menarik udha
keluar dari ruangan sembari diikuti dengan teman-temannya yang lain.
Muliana : udha, dari mana kamu dapet cincin itu?
Udha : oh ini..(jawab udha sambil menunjukkan cincin di jarinya) ini dari ayah
aku.
Muliana : jangan bohong kamu, ayah kamu kan udah lama pergi…!
Rahmat : tenang dulu nanna..jangan marah –marah gitu..! (mencoba menenangkan
muliana)
Muliana : diem jangan ikut campur kamu..! (menunjuk Rahmat)
Udha : bener ayah aku kemaren itu pulang katanya dia baru pulang dari Arab
Saudi jadi TKI disana…terus kemaren..
Muliana : aahhh..jangan bohong lah..
Rahmat, Imran mencoba menenangkan Muliana
yang emosi semakin meningkat. Tiba-tiba
pak Asrah datang udhaerai mereka.
Pak Asrah : ehh..ada apa ini anak-anak?
Imran menjelaskan duduk perkaranya kepada ipak guru..
Pak Asrah : Muliana kamu kan tahu ‘Alfitnatu Anannaddu Minal Qotl’ fitnah itu lebih
kejam dari pada pembunuhan, jadi jangan nuduh orang sebelum ada buktinya!
Muliana : buktinya udah jelas pak itu cincin ibu aku.. (sambil nunjuk cincin yang
ada di tangan udha)
Pak Asrah : hmmm, (sambil mengambil sesuatu dari sakunya) ini cincin ibu kamu kan? (kata
pak guru seraya memberikan cincin yang mirip ke tangan Muliana) bapak kemarin
nemu ini di meja kamu, karena bapak kemarin buru-buru jadi bapak nggakk sempat
memberikannya ke kamu. Nah sekarang ayo minta maaf sama udha
Muliana : maafin aku yah udha, aku udah nuduh yang engga-engga
Udha : iya ga apa-apa aku ngerti kok
Semuanya: Alhamdulillaaaah. (bahagia)
Muliana, udha, imran dan rahmat lalu masuk kedalam ruang
lomba. Mereka sangat bahagia karena mereka tidak terpecahkan hanya karena
kesalahpahaman yang terjadi diantara mereka.
Well, itu tadi naskah drama yang ingin saya tampilkan dalam acara pelepasan kelas XII untuk angkatan saya, hehehe :)
No comments:
Post a Comment