Assalamualaikum :)
Kembali lagi saya ingin ngeposting salah satu tugas makalah saya :). Akhir-akhir ini banyak banget tugas dari dosen jadi saya jarang ngeposting dehh,, hehehe :D. Makalah ini merupakan tugas individu pertama saya di semester ini. Dalam makalh ini saya ngebahas tentang FLU BABI. Yahhh,, saya dapat judul mengenai flu babi. sebenarnya judul yang saya dapat untuk makalh ini nggak jauh berbeda dengan judul makalah agent penyakit saya yaitu influenza (makalhnya belum kelar jadi belum saya posting :D ). Yuppss,, kalau gitu let`s check my paper :).
Makalah : Komunikasi Kesehatan
Dosen : Drs. Abidin Djalla, S.KM, M. Kes.
FLU BABI BERBAHAYA BAGI MANUSIA
OLEH
NAMA : NURHUDA A.
NIS : 213 240 028
KELAS : II A
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
TAHUN 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di era modern ini perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan menyebabkan terjadinya berbagai pergeseran prilaku dan menimbulkan fenomena penyakit yang mengalami pergeseran dan perubahan tidak terkecuali penyakit flu Babi yang merupakan penyakit yang di timbulkan oleh virus influenza tipe A yakni H1N1 dan merupakan strain Virus baru
Virus ini pertama kali menimbulkan kasus yang besar dan di temukan di daerah Meksiko pada tahun 2009 kemudian menyebar dengan cepat di seluruh dunia termasuk Inggris dan bahkan dilaporkan pada tahun 2007 virus ini menyerang salah seorang masyarakat di pulau Luzon Filiphina, Asia sebagai benua terbesar di dunia dan diisi oleh berbagai negara berkembang tidak terlepas dari keganasan virus ini, benua Asia merupakan salah satu wilayah yang terserang wabah flu babi pada tahun 2009. Data yang dikumpulkan Badan Kesehatan Dunia, WHO, juga memperkirakan wabah empat tahun lalu itu menewaskan 200.000 orang di seluruh dunia. Tidak terkecuali di Indonesia.
Virus ini beresiko menyerang mereka pada risiko komplikasi yang hamil, anak-anak dan orang tua serta orang-orang dengan kekebalan tertindas atau dengan kondisi berpenyakit permanen seperti penyakit pernapasan kronis. Melihat dari bahayanya dan penyebarannya yang cepat dikarenakan virus ini tidak hanya menyebar dari hewan ke orang (zoonosis) tapi juga dari orang ke orang serta frekuensi kasus kematian yang timbul dimana setiap 2 dari 10.000 penduduk meninggal akibat penyakit ini.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang terdapat pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud penyakit flu babi?
2. Bagaimana epidemiologi penyakit flu babi?
3. Apa penyebab timbulnya penyakit flu babi?
4. Bagaimana patogenesis penyakit flu babi?
5. Bagimana patologi penyakit flu babi?
6. Bagaimana gejala penyakit flu babi?
7. Bagaimana diagnosa penyakit flu babi?
8. Bagaimana penularan penyakit flu babi?
9. Apa bahaya flu babi bagi manusia?
10. Bagaimana cara mencegah penyakit flu babi?
11. Bagaimana cara mengobati penyakit flu babi?
C. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian penyakit flu babi.
2. Untuk mengetahui epidemiologi penyakit flu babi.
3. Untuk mengetahui penyebab timbulnya penyakit flu babi.
4. Untuk mengetahui patogenesis penyakit flu babi.
5. Untuk mengetahui patologi penyakit flu babi.
6. Untuk mengetahui gejala penyakit flu babi.
7. Untuk mengetahui diagnosis penyakit flu babi.
8. Untuk mengetahui penularan penyakit flu babi.
9. Untuk mengetahui bahaya flu babi bagi manusia.
10. Untuk mengetahui pencegahan penyakit flu babi.
11. Untuk mengetahui pengobatan penyakit flu babi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN PENYAKIT FLU BABI
Flu babi adalah penyakit yang menyerang saluran pernapasan manusia yang di sebabkan oleh virus influenza A. penyakit ini sering di sebut sebagai flu baru H1N1 atau Flu meksiko di karenakan penyakit ini mulai membooming dan menimbulkan gajala pandemik sejak tahun 2009 bersumber di daerah Meksiko, penyakit ini kemudian menyerang dari manusia ke manusia yang pada awalnya bersifat zoonosis.
Flu babi disebut pula swine flu, swine influenza, influenza A, H1N1, hog fluataupun pig flu. Penyakit flu babi ini disebabkan oleh virus influenza yang dikenal sebagai swine influenza virus (SIV), yang biasanya menyerang binatang babi. Dan penyakit ini dengan sangat cepat menyebar ke dalam kelompok ternak dalam waktu satu minggu. Virus ini banyak menginfeksi babi di negara Amerika Serikat, Meksiko, Kanada, Amerika Selatan, Eropa, Kenya, Cina, Taiwan, Jepang, dan sebagian Asia Timur.
B. EPIDEMIOLOGI PENYAKIT FLU BABI
Transmisi inter spesies dapat terjadi, sub tipe H1N1 mempunyai kesanggupan menulari antara spesies terutama babi, bebek, kalkun dan manusia, demikian juga sub tipe H3N2 yang merupakan sub tipe lain dari influenza A. H1N1, H1N2 dan H3N2 merupakan ke 3 subtipe virus influenza yang umum ditemukan pada babi yang mewabah di Amerika Utara, tetapi pernah juga sub tipe H4N6 diisolasi dari babi yang terkena pneumonia di Canada.
Manusia dapat terkena penyakit influenza secara klinis dan menularkannya pada babi. Kasus infeksi sudah dilaporkan pada pekerja di kandang babi di Eropa dan di Amerika. Beberapa kasus infeksi juga terbukti disebabkan oleh sero tipe asal manusia.
Penyakit pada manusia umumnya terjadi pada kondisi musim dingin, dan mayoritas penderita berusia 25-45 tahun. Transmisi kepada babi yang dikandangkan atau hampir diruangan terbuka dapat melalui udara seperti pada kejadian di Perancis dan beberapa wabah penyakit di Inggris. Babi sebagai karier penyakit klasik di Denmark, Jepang, Itali dan kemungkinan Inggris telah dilaporkan. Negara lain yang sering ada wabah adalah Amerika utara, selatan, Eropa, Afrika, Jepang dan Cina.
Kasus zoonosis yang dilaporkan menimpa wanita umur 32 tahun, pada bulan September 1988, orang tersebut dirawat di umah sakit akibat pnemonia dan akhirnya meninggal 8 hari kemudian. Dari hasil pemeriksaan ditemukan virus influenza patogen yang secara antigenik berhubungan dengan virus influenza babi. Setelah diselidiki ternyata pasien tersebut 4 hari sebelum sakit mengunjungi pameran babi.
Sementara itu, hasil pengujian HI pada orang yang datang pada pameran babi tersebut menunjukkan sebanyak 19 orang dari 25 orang (76%) mempunyai titer antibodi ≥20 terhadap flu babi. Walaupun disini tidak terjadi wabah penyakit, namun terdapat petunjuk adanya penularan virus.
C. PENYEBAB PENYAKIT FLU BABI
Penyebab flu babi adalah virus influenza tipe A subtipe H1N1 dari familia Orthomyxoviridae. Pada saat ini paling tidak ada empat subtipe dari tipe A yang diidentifikasi pada babi yaitu H1N1, H1N2, H3N2, dan H3N1. Namun, dari subtipe tersebut yang banyak menyebabkan flu babi adalah H1N1. Virus tersebut terus-menerus mengalami perubahan dan bermutasi untuk menghindari sistem imun hewan yang diinfeksi.
1. Triad Epidemiologi
a. Agent
Sumber : wikipedia
|
Sumber : Google
|
Sumber : Google
|
a) Klasifikasi virus influenza A
Virus influenza A disubklasifikasikan berdasarkan antigenisitas dari hemagglutinins (HA) dan neuraminidase (NA). Saat ini, ada 16 subtipe HA (H1-H16) dan 9 subtipe NA (N1-N9).
b. Host
Host (Penjamu) dari penyakit flu babi adalah manusia, babi, ataupun hewan lainnya. Sub tipe H1N1 mempunyai kesanggupan menulari antara spesies terutama babi, bebek, kalkun dan manusia.
Subtipe H1N1 lazim ditemukan di populasi babi
c. Environment
Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan penularan flu babi antara lain lingkungan fisik seperti musim, Penyakit ini cenderung mewabah di musim semi dan musim dingin tetapi siklusnya adalah sepanjang tahun. Ada banyak jenis flu babi dan seperti flu pada manusia penyakit ini secara konstan berubah.
D. PATOGENESIS PENYAKIT FLU BABI
Pada penyakit influenza babi klasik, virus masuk melalui saluran pernafasan atas kemungkinan lewat udara. Virus menempel pada trachea dan bronchi dan berkembang secara cepat yaitu dari 2 jam dalam sel epithel bronchial hingga 24 jam pos infeksi. Hampir seluruh sel terinfeksi virus dan menimbulkan eksudat pada bronchiol. Infeksi dengan cepat menghilang pada hari ke 9. Lesi akibat infeksi sekunder dapat terjadi pada paru-paru karena aliran eksudat yang berlebihan dari bronkhi. Lesi ini akan hilang secara cepat tanpa meninggalkan adanya kerusakan. Kontradiksi ini berbeda dengan lesi pneumonia enzootica babi yang dapat bertahan lama. Pneumonia sekunder biasanya karena serbuan Pasteurella multocida, terjadi pada beberapa kasus dan merupakan penyebab kematian.
E. PATOLOGI PENYAKIT FLU BABI
Pada hewan yang terserang influenza tanpa komplikasi, jarang sekali terjadi kematian. Jika dilakukan pemeriksaan bedah bangkai lesi yang paling jelas terlihat pada bagian atas dari saluran pernafasan. Lesi terlihat meliputi kongesti pada mukosa farings, larings, trakhea dan bronkhus, pada saluran udara terdapa cairan tidak berwarna, berbusa, eksudat kental yang banyak sekali pada bronkhi diikuti dengan kolapsnya bagian paru-paru. Terlihat adanya lesi paru dengan tanda merah keunguan pada bagian lobus apikal dan lobus jantung, yang juga bisa terjadi pada lobus lainnya. Lesi lama biasanya terdepresi, merah muda keabu-abuan dan keras pada pemotongan. Pada sekitar atalektase paru-paru sering terjadi emphysema dan hemorhagis ptekhi. Lesi paru tersebut sama dengan lesi pada Enzootic pneumonia yang hanya bisa dibedakan dengan histopatologi. Pada pemeriksaan mikroskopik influenza babi, akan terdeteksi adanya necrotizing bronkhitis dan bronkhiolitis dengan eksudat yang dipenuhi netrofil seluler. Terjadi penebalan septa alveolar dan perubahan epithel bronchial. Bronchi dipenuhi dengan neutrophil yang kemudian dipenuhi sel mononukleal, pada akhirnya terjadi pneumonia intersisial lalu terjadi hiperplasia pada epithel bronchial. Pada beberapa kasus hanya terlihat kongesti. Adanya pembesaran dan edema pada limfoglandula dibagian servik dan mediastinal. Pada limpa sering terlihat pembesaran dan hiperemi yang hebat terlihat pada mukosa perut. Usus besar mengalami kongesti, bercak dan adanya eksudatkathar yang ringan.
F. GEJALA PENYAKIT FLU BABI
Penyakit ini menyebar sangat cepat hampir 100% babi yang rentan terkena, dan ditandai dengan apatis, sangat lemah, enggan bergerak atau bangun karena gangguan kekakuan otot dan nyeri otot, eritema pada kulit, anoreksia, ngorok, batuk, serta diare namun kadang tanda-tanda tersebut tidak nampak, demam sampai 41,80C. Batuk sangat sering terjadi apabila penyakit cukup hebat, dibarengi dengan muntah eksudat lendir, bersin, dispnu diikuti kemerahan pada mata dan terlihat adanya cairan mata. Biasanya sembuh secara tiba-tiba pada hari ke 5-7 setelah gejala klinis.
Tanda klinis pada manusia yaitu, mirip flu biasa pada manusia, demam, lesu, sakit kepala, batuk, pilek, tenggorokan sakit, iritasi pada mata, sesak nafas tapi tidak separah flu burung, mual, muntah dan diare.
a. Gejala pada anak-anak.
1) Napas cepat atau kesulitan bernapas
2) Kulit berwarna kebiruan dan tidak cukup minum
3) Susah bangun dan tidak berinteraksi
4) Sangat rewel dan tidak mau disentuh
5) Flu-like sympstoms membaik tapi muncul lagi dengan gejala demam dan batuk hebat
6) Demam dengan kemerahan
b. Gejala pada orang dewasa.
1) Kesulitan bernapas atau sesak napas
2) Nyeri atau rasa tertekan di dada dan perut
3) Rasa pusing atau dizziness yang tiba-tiba
4) Hilang kesadaran
5) Muntah yang hebat
G. DIAGNOSA PENYAKIT FLU BABI
Sumber : Google
|
Sumber : Google
|
H. PENULARAN PENYAKIT FLU BABI
Penularan penyakit flu babi yaitu secara kontak langsung (bersentuhan, terkena lendir penderita) dan tidak langsung (virus ini menyebar lewat udara, peralatan kandang, alat transportasi dll). Virus ini sangat sangat mudah menular bisa lewat bersin dan batuk penderita. Virus ini tidak menular lewat daging babi jika telah dimasak dengan suhu minimal 710C atau lebih dari 800C.
a. Peularan pada hewan
Penyebaran virus influenza dari babi ke babi dapat melalui kontak moncong babi, melalui udara atau droplet. Faktor cuaca dan stres akan mempercepat penularan. Virus tidak akan tahan lama di udara terbuka. Penyakit bisa saja bertahan lama pada babi breeder atau babi anakan. Kekebalan maternal dapat terlihat sampai 4 bulan tetapi mungkin tidak dapat mencegah infeksi, kekebalan tersebut dapat menghalangi timbulnya kekebalan aktif. Transmisi inter spesies dapat terjadi, sub tipe H1N1 mempunyai kesanggupan menulari antara spesies terutama babi, bebek, kalkun dan manusia, demikian juga sub tipe H3N2 yang merupakan sub tipe lain dari influenza A. H1N1, H1N2 dan H3N2 merupakan ke 3 subtipe virus influenza yang umum ditemukan pada babi yang mewabah di Amerika Utara, tetapi pernah juga sub tipe H4N6 diisolasi dari babi yang terkena pneumonia di Canada.
Rute utama penularan adalah melalui kontak langsung antara hewan yang terinfeksi dan tidak terinfeksi Ini kontak dekat sangat umum selama transportasi hewan. Pertanian intensif juga dapat meningkatkan resiko penularan, karena babi yang dibesarkan dalam jarak yang sangat dekat satu sama lain. Para transfer langsung dari virus mungkin terjadi baik oleh babi, menyentuh hidung, atau melalui lendir kering. Transmisi udara melalui aerosol yang dihasilkan oleh babi batuk atau bersin juga merupakan sarana penting infeksi. Virus ini biasanya menyebar dengan cepat melalui kawanan, menginfeksi semua babi hanya dalam beberapa hari.
b. Penularan pada manusia
Manusia dapat terkena penyakit influenza secara klinis dan menularkannya pada babi. Kasus infeksi sudah dilaporkan pada pekerja di kandang babi di Eropa dan di Amerika Beberapa kasus infeksi juga terbukti disebabkan oleh sero tipe asal manusia. Penyakit pada manusia umumnya terjadi pada kondisi musim dingin.
I. BAHAYA FLU BABI BAGI MANUSIA
Sumber : Google
|
Maraknya penularan flu babi (swaine flu) di beberapa negara membuat pemerintah Indonesia waspada. Pemerintah telah menghentikan impor babi dan memperketat pengawasan di perbatasan, termasuk di bandara. Langkah itu dilakukan untuk mencegah masuknya virus flu babi di Indonesia. Flu babi patut diwaspadai. Sebab penyakit mematikan itu sangat cepat menular ke manusia lewat udara. Penularannya jauh lebih cepat dibandingkan flu burung.
Penularan flu burung ke manusia prosesnya lama. Beda dengan flu babi yang begitu cepat menular ke manusia. Kendati flu babi dan flu burung sama-sama mematikan, flu babi rupanya lebih berbahaya karena penyebarannya jauh lebih cepat ke manusia. Korbannya juga lebih banyak manusia ketimbang babi. Hal itu berbeda dengan flu burung yang korbannya lebih banyak unggas ketimbang manusia.
J. PENCEGAHAN PENYAKIT FLU BABI
Upaya pencegahan penularan dilakukan dengan cara menghindari bahan yang terkontaminasi tinja atau kontak langsung dengan babi atau unggas yang terinfeksi flu babi. Beberapa tindakan pencegahan sebagai berikut:
1. Setiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran pencernaan babi harus menggunakan pelindung (masker, kaos tangan, kaca mata renang, dll).
2. Bahan yang berasal dari saluran cerna babi seperti kotoran harus diletakkan dengan baik (ditanam/dibakar) agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang disekitarnya.
3. Alat-alat yang digunakan dalam peternakan harus dicuci dengan desinfektan.
4. Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan.
5. Menyemprotkan cairan desinfektan pada kandang dan area peternakan.
6. Melakukan dan menjaga kebersihan lingkungan.
7. Melakukan dan menjaga kebersihan diri.
Namun setidaknya ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit flu babi yang ditularkan dari orang ke orang ini. Badan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memberikan beberapa tips yaitu:
1. Menutup hidung dan mulut dengan tisu jika batuk atau bersin. Kemudian membuang tisu tersebut ke kotak sampah.
2. Sering-seringlah mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, terutama setelah batuk atau bersin. Pembersih tangan berbasis alkohol juga efektif digunakan.
3. Jangan menyentuh mulut, hidung atau mulut dengan tangan.
4. Hindari kontak atau berdekatan dengan orang yang sakit flu. Sebab influenza umumnya menyebar lewat orang ke orang melalui batuk atau bersin penderita.
5. Jika seseorang sakit flu, CDC menyarankan orang tersebut untuk tidak masuk kerja atau sekolah dan beristirahat di rumah.
K. PENGOBATAN PENYAKIT FLU BABI
Terapi suportif dasar (misal, terapi cairan, analgesik, penekan batuk) perlu diberikan. Pengobatan antivirus secara empiris perlu diperhatikan untuk kasus flu babi, baik yang sudah pasti, masih dalam kemungkinan, ataupun kecurigaan terhadap kasus ini. Pengobatan pasien rawat inap dan pasien dengan resiko tinggi untuk komplikasi influenza perlu sebagai prioritas.
Penggunaan antivirus dalam 48 jam sejak onset gejala sangat penting dalam hubungannya dengan efektivitas melawan virus influenza. Pada penelitian mengenai flu musiman, bukti akan manfaat pengobatan lebih baik jika pengobatan dimulai sebelum 48 jam sejak onset penyakit. Walau begitu, beberapa penelitian mengenai pengobatan flu mengindikasikan banyak manfaat, termasuk mengurangi kematian atau durasi rawat inap, bahkan pada pasien yang mendapat pengobatan lebih dari 48 jam setelah onset penyakit. Lama pengobatan yang direkomendasikan adalah selama 5 hari.
Oseltamivir (Taminflu) dan Zanamivir (Relenza) bekerja dengan menghambat neuraminidase, suatu glikoprotein pada permukaan virus influenza yang merusak reseptor sel terinfeksi untuk hemagglutinin virus. Dengan menghambat neuraminidase virus, pelepasan virus dari sel terinfeksi dan penyebaran virus akan berkurang. Oseltamivir dan Zanamivir merupakan terapi yang efektif untuk influenzavirus A atau B dan diminum dalam 48 jam sejak onset gejala.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Flu babi (Swine Influenza) merupakan penyakit saluran pernafasan akut yang sangat menular, disebabkan oleh virus influenza tipe A yang termasuk dalam orthomyxovirus. Virus ini berasal dari Mexico dan telah menjadi pandemic di berbagai negara di dunia. Virus ini merupakan perpaduan antara virus flu burung dan virus flu manusia. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan tepat.
B. SARAN
Untuk terhindar dari penyakit flu babi maka sebaiknya kita tidak kontak langsung dengan babi yang terjangkit, dan apabila kita mendapatkan kasus ataupun babi yang mengalami ciri-ciri terjangkit virus ini maka sebaiknya kita segera mensterilkan babi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Basith Alzufri abdullah. 2012. Penyakit Flu Babi, (Online). (http://abdulbasithalzufri.blogspot.com, diakses 7 April 2014)
Edogawa Mita. 2013. Makalah Flu Babi, (Online). (http://goblog011.blogspot.com, diakses 7 April 2014)
Epidemiologiunsri. 2011. Swine Influenza, (Online). (http://epidemiologiunsri.blogspot.com, diakses 7 April 2014)
Herlina Lindah. 2012. Bahaya Flu Babi, (Online). (http://lindaherlina.wordpress.com, diakses 7 April 2014)
No comments:
Post a Comment