17 June 2014

MAKALAH "CILIATA"

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh :)
hello guys :D. Lama nggak ngeposting lagi nih, hehehe :D. Sorry yahh :). Seperti biasa, saya ingin ngeposting salah satu tugas makalah saya yaitu untuk mata kuliah agent penyakit. let`s check my paper :)
CILIATA


KELOMPOK III

FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
TAHUN 2014
BAB I
PENDAHULUAN
            A.    LATAR BELAKANG
Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum dari Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria.
Protozoa memiliki 4 kelas yang dibedakan berdasarkan alat geraknya yaitu rhizopoda, flagellata (mastigophora), fitoflagellata, ciliata (ciliophora) dan apicomplexa (sporozoa).
Ciliata adalah salah satu jenis rhizopoda yang dibedakan berdasarkan alat gerak berupa rambut getar (silia). Ada beberapa jenis lagi yang teradapat pada ciliata, salah satunya adalah Paramaecium. Ciliata bereproduksi baik sevara seksual maupun aseksual. Kelompok protozoa ini juga memilik peranan yang penting dalam kehidupan manusia.
            B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang terdapat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan ciliata?
2.      Apa saja klasifikasi dari ciliata?
3.      Apa peranan ciliata dalam kehidupan?
            C.    TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1.      Pengertian ciliata mulai dari struktur tubuh, ciri-ciri dan cara reproduksi.
2.      Klasifikasi dari ciliata.
3.      Peranana ciliata dalam kehidupan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            A.    PENGERTIAN CILIATA
Ciliata merupakan protista bersel satu yang permukaan tubuhnya di tumbuhi rambut getar. Ciliata berasal dari kata cillium (rambut getar), sedangkan Ciliophora bergerak menggunakan silia (rambut getar), sehingga ciliata dan ciliophora merupakan hewan yang bergerak dengan menggunakan alat bantu rambut getar (cilia) pada suatu fase hidupnya, yang digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan.
1.      Struktur Ciliata
a.       Kebanyakan ciliata berbentuk asimetris kecuali primitif, simetrinya radial.
b.      Tubuhnya diperkuat oleh pelikel, yaitu lapisan luar yang tersusun dari sitoplasam padat.
c.       Tubuhnya diselimuti oleh Silia. Silia yang menyelubungi seluruh permukaan tubuh utama disebut silia somatic.
d.      Ciliata mempunyai organel yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuhnya, yaitu vakuola kontraktil.
e.       Ciliata tidak mempunyai struktur khusus pertukaran udara dan sekresi nutrisi dan cara makan. Ciliata memilki mulut atau sitosom yang terbuka menjadi saluran pendek. Di sitofaring pada hewan primitif, mulut terletak di ujung interior tetapi pada kebanyakan Ciliata, bagian tersebut diganti oleh bagian posterior. Fungsi silia pada mulut ialah untuk menghasilkan aliran makanan dan mendorong partikel makanan menuju sitofaring. Contoh anggota Cilliata yang terkenal misalnya Paramaecium. Terdapat dua macam mulut pada ciliata yaitu:
1)      Mulut membran berombak: merupakan ciliata yang menyatu dalam barisan panjang.
2)      Membran yang berupa barisan pendek dari cilia yang bersatu membentuk piringan.
2.      Ciri-ciri Ciliata
Ciri-ciri ciliata yaitu sebagai berikut:
a.       Ciliata atau Ciliophora/Infosoria bergerak dengan cilia (rambut getar).
b.      Sebagian besar Ciliata berukuran mikroskopis, tetapi sepesies yang terbesar berukuran 3 mm sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang.
c.       Cilia terdapat pada seluruh permukaan sel atau hanya pada bagian tertentu.
d.      Cilia membantu pergerakan makanan ke sitostoma. Makanan yang terkumpul di sitostoma akan dilanjutkan ke sitofaring. Apabila telah penuh, makanan akan masuk ke sitoplasma dengan membentuk vakuola makanan.
e.       Bentuk tubuhnya tetap tidak berubah-ubah, oval.
f.       Sel Ciliata memiliki dua inti yaitu makronukleus dan mikronukleus. Makronukleus memiliki fungsi vegetatif. Mikronukleus memiliki fungsi reproduktif, yaitu pada konjugasi.
g.      Ciliata hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun laut dan banyak yang mengandung bahan organik.
h.      Ciliata dapat hidup baik secara parasit maupun simbiosis dan ada pula yang hidupnya bebas di alam.
3.      Reproduksi Ciliata
Cara reproduksi ciliata dapat dilihat pada Paramaecium. Paramaecium berkembang biak sama seperti yang lain, yaitu dengan cara aseksual dengan pembelahan biner dan dengan cara seksual melalui konjugasi.
a.       Aseksual
Paramaecium berkembang biak dengan cara pembelahan biner. Satu sel membelah menjadi dua, kemudian menjadi 4, dan 8, dan seterusnya. Pembelahan ini di awali dengan pembelahan makronukleus, setelah itu terjadi penggentingan membran plasma dan akhirnya terbentuk dua sel anak. Gambar. Pembelahan biner pada Paramaecium

b.      Seksual
Paramaecium juga dapat berkembang biak secara kawin (seksual), yaitu dengan cara konjugasi. Perkembangan seksual pada Paramaecium dapat dilihat pada gambar berikut. 

                   
            B.     KLASIFIKASI CILIATA
1.      Paramaecium
Ujung depan tubuh tumpul, sedangkan belakang meruncing hingga bentuknya seperti sandal atau sepatu.

2.      Vorticella
Bentuk seperti lonceng, bertangkai panjang dengan bentuk lurus atau spiral yang dilengkapi silia sekitar mulutnya. Hidup di air tawar, menempel dengan tangkai batang yang bersifat kontraktil pada substrak. Makananya berupa bakteri atau sisa-sisa bahan organik yang masuk bersama aliran air melalui celah mulutnya.



3.      Didinium
Didinium merupakan predator pada ekosistem perairan yaitu pemangsa Paramaecium.


4.      Stentor
Bentuk seperti terompet dan menetap di air tawar yang tergenang atau mengalir. Makanan hewan ini adalah Ciliata yang ukurannya lebih kecil.


5.      Balantidium coli
            Balantidium coli merupakan protozoa usus manusia yang terbesar dan satu-satunya golongan ciliata manusia yang patogen, menimbulkan balantidiasis atau ciliate dysentri. Organisme ini dijumpai pada daerah tropis dan juga daerah sub-tropis. Pada dasarnya protozoa ini berparasit pada babi, sedangkan strain yang ada, beradaptasi terhadap hospes definitif lainnya termasuk orang.

            C.    PERANAN CILIATA DALAM KEHIDUPAN
                         Peranan ciliata dalam kehidupan dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1.      Peranan menguntungkan
Didinium, mirip ceret bertangkai. Didinium juga sebagai predator di air tawar.
2.      Peranan merugikan
Balantidium coli, hidup parasit di dalam usus manusia dan dapat menyebabkan gangguan pada perutselain itu juga dapat menyebabkan diare berdarah.
BAB III
PENUTUP
            A.    KESIMPULAN
Ciliata merupakan salah satu anggota dari protozoa. Ciliata bergerak dengan menggunakan siliat atau rambut getar. Ciliata bereproduksi dengan seksual maupun aseksual. Salah satu filum ciliata yang paling populer adala Paramaecium.
            B.     SARAN
Sebaiknya kita perlu mengetahui apa saja peranan dari ciliata itu sendiri dalam kehidupan sehingga kita dapat memanfaatkannya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2013. Ciliata, (Online). (http://ilmubiologi.com, diakses 4 Mei 2014)
Admin. 2014. Ciri-ciri Ciliata, (Online). (http://smakita.net, diakses 4 Mei 2014)

Namikazen, Naifal. 2011. Ciliata Ciliophora, (Online). (http://newkaze.blogspot.com, diakses 4 Mei 2014)

20 April 2014

MAKALAH "FLU BABI BERBAHAYA BAGI MANUSIA"

Assalamualaikum :)
Kembali lagi saya ingin ngeposting salah satu tugas makalah saya :). Akhir-akhir ini banyak banget tugas dari dosen jadi saya jarang ngeposting dehh,, hehehe :D. Makalah ini merupakan tugas individu pertama saya di semester ini. Dalam makalh ini saya ngebahas tentang FLU BABI. Yahhh,, saya dapat judul mengenai flu babi. sebenarnya judul yang saya dapat untuk makalh ini nggak jauh berbeda dengan judul makalah agent penyakit saya yaitu influenza (makalhnya belum kelar jadi belum saya posting :D ). Yuppss,, kalau gitu let`s check my paper :).

Makalah          : Komunikasi Kesehatan
Dosen              : Drs. Abidin Djalla, S.KM, M. Kes.
FLU BABI BERBAHAYA BAGI MANUSIA


OLEH
NAMA         : NURHUDA A.
NIS               : 213 240 028
KELAS         : II A

FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
TAHUN 2014
BAB I
PENDAHULUAN
            A.    LATAR BELAKANG
Di era modern ini perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan menyebabkan terjadinya berbagai pergeseran prilaku dan menimbulkan fenomena penyakit yang mengalami pergeseran dan perubahan tidak terkecuali penyakit flu Babi yang merupakan penyakit yang di timbulkan oleh virus influenza tipe A yakni H1N1 dan merupakan strain Virus baru
Virus ini pertama kali menimbulkan kasus yang besar dan di temukan di daerah Meksiko pada tahun 2009 kemudian menyebar dengan cepat di seluruh dunia termasuk Inggris dan bahkan dilaporkan pada tahun 2007 virus ini menyerang salah seorang masyarakat di pulau Luzon Filiphina, Asia sebagai benua terbesar di dunia dan diisi oleh berbagai negara berkembang tidak terlepas dari keganasan virus ini, benua Asia merupakan salah satu wilayah yang terserang wabah flu babi pada tahun 2009. Data yang dikumpulkan Badan Kesehatan Dunia, WHO, juga memperkirakan wabah empat tahun lalu itu menewaskan 200.000 orang di seluruh dunia. Tidak terkecuali di Indonesia.
Virus ini beresiko menyerang mereka pada risiko komplikasi yang hamil, anak-anak dan orang tua serta orang-orang dengan kekebalan tertindas atau dengan kondisi berpenyakit permanen seperti penyakit pernapasan kronis. Melihat dari bahayanya dan penyebarannya yang cepat dikarenakan virus ini tidak hanya menyebar dari hewan ke orang (zoonosis) tapi juga dari orang ke orang serta frekuensi kasus kematian yang timbul dimana setiap 2 dari 10.000 penduduk meninggal akibat penyakit ini.
            B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang terdapat pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud penyakit flu babi?
2.      Bagaimana epidemiologi penyakit flu babi?
3.      Apa penyebab timbulnya penyakit flu babi?
4.      Bagaimana patogenesis penyakit flu babi?
5.      Bagimana patologi penyakit flu babi?
6.      Bagaimana gejala penyakit flu babi?
7.      Bagaimana diagnosa penyakit flu babi?
8.      Bagaimana penularan penyakit flu babi?
9.      Apa bahaya flu babi bagi manusia?
10.  Bagaimana cara mencegah penyakit flu babi?
11.  Bagaimana cara mengobati penyakit flu babi?
            C.    TUJUAN
                  Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui pengertian penyakit flu babi.
2.      Untuk mengetahui epidemiologi penyakit flu babi.
3.      Untuk mengetahui penyebab timbulnya penyakit flu babi.
4.      Untuk mengetahui patogenesis penyakit flu babi.
5.      Untuk mengetahui patologi penyakit flu babi.
6.      Untuk mengetahui gejala penyakit flu babi.
7.      Untuk mengetahui diagnosis penyakit flu babi.
8.      Untuk mengetahui penularan penyakit flu babi.
9.      Untuk mengetahui bahaya flu babi bagi manusia.
10.  Untuk mengetahui pencegahan penyakit flu babi.

11.  Untuk mengetahui pengobatan penyakit flu babi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            A. PENGERTIAN PENYAKIT FLU BABI
Flu babi adalah penyakit yang menyerang saluran pernapasan manusia yang di sebabkan oleh virus influenza A. penyakit ini sering di sebut sebagai flu baru H1N1 atau Flu meksiko di karenakan penyakit ini mulai membooming dan menimbulkan gajala pandemik sejak tahun 2009 bersumber di daerah Meksiko, penyakit ini kemudian menyerang dari manusia ke manusia yang pada awalnya bersifat zoonosis.
Flu babi disebut pula swine flu, swine influenza, influenza A, H1N1, hog fluataupun pig flu. Penyakit flu babi ini disebabkan oleh virus influenza yang dikenal sebagai swine influenza virus (SIV), yang biasanya menyerang binatang babi. Dan penyakit ini dengan sangat cepat menyebar ke dalam kelompok ternak dalam waktu satu minggu. Virus ini banyak menginfeksi babi di negara Amerika Serikat, Meksiko, Kanada, Amerika Selatan, Eropa, Kenya, Cina, Taiwan, Jepang, dan sebagian Asia Timur.
            B.     EPIDEMIOLOGI PENYAKIT FLU BABI
Transmisi inter spesies dapat terjadi, sub tipe H1N1 mempunyai kesanggupan menulari antara spesies terutama babi, bebek, kalkun dan manusia, demikian juga sub tipe H3N2 yang merupakan sub tipe lain dari influenza A. H1N1, H1N2 dan H3N2 merupakan ke 3 subtipe virus influenza yang umum ditemukan pada babi yang mewabah di Amerika Utara, tetapi pernah juga sub tipe H4N6 diisolasi dari babi yang terkena pneumonia di Canada.
Manusia dapat terkena penyakit influenza secara klinis dan menularkannya pada babi. Kasus infeksi sudah dilaporkan pada pekerja di kandang babi di Eropa dan di Amerika. Beberapa kasus infeksi juga terbukti disebabkan oleh sero tipe asal manusia.
Penyakit pada manusia umumnya terjadi pada kondisi musim dingin, dan mayoritas penderita berusia 25-45 tahun. Transmisi kepada babi yang dikandangkan atau hampir diruangan terbuka dapat melalui udara seperti pada kejadian di Perancis dan beberapa wabah penyakit di Inggris. Babi sebagai karier penyakit klasik di Denmark, Jepang, Itali dan kemungkinan Inggris telah dilaporkan. Negara lain yang sering ada wabah adalah Amerika utara, selatan, Eropa, Afrika, Jepang dan Cina.
Kasus zoonosis yang dilaporkan menimpa wanita umur 32 tahun, pada bulan September 1988, orang tersebut dirawat di umah sakit akibat pnemonia dan akhirnya meninggal 8 hari kemudian. Dari hasil pemeriksaan ditemukan virus influenza patogen yang secara antigenik berhubungan dengan virus influenza babi. Setelah diselidiki ternyata pasien tersebut 4 hari sebelum sakit mengunjungi pameran babi.
Sementara itu, hasil pengujian HI pada orang yang datang pada pameran babi tersebut menunjukkan sebanyak 19 orang dari 25 orang (76%) mempunyai titer antibodi ≥20 terhadap flu babi. Walaupun disini tidak terjadi wabah penyakit, namun terdapat petunjuk adanya penularan virus.
            C.    PENYEBAB PENYAKIT FLU BABI
Penyebab flu babi adalah virus influenza tipe A subtipe H1N1 dari familia Orthomyxoviridae. Pada saat ini paling tidak ada empat subtipe dari tipe A yang diidentifikasi pada babi yaitu H1N1, H1N2, H3N2, dan H3N1. Namun, dari subtipe tersebut yang banyak menyebabkan flu babi adalah H1N1. Virus tersebut terus-menerus mengalami perubahan dan bermutasi untuk menghindari sistem imun hewan yang diinfeksi.
1.      Triad Epidemiologi
a.       Agent
Sumber : wikipedia
Agent penyakit flu babi adalah virus Influenza Tipe A (H1N1). Seperti halnya virus influenza lainnya, virus flu babi dapat berubah-ubah. Babi dapat ditulari oleh virus flu burung, flu babi, maupun virus influenza yang berasal dari manusia. Apabila virus influenza yang berasal dari beberapa spesies seperti unggas dan manusia menginfeksi babi maka didalam tubuh babi virus-virus tersebut dapat mengalami mutasi (antigen shift) dan membentuk subtipe baru.
Sumber : Google
Di tubuh babi, virus mengalami perubahan dengan dua pola. Pola pertama berupa adaptasi. Jika ini terjadi dampaknya tidak terlalu berbahaya karena tidak ada perubahan struktur virus. Pola kedua berupa penyusunan ulang virus. Berdasarkan pola ini, virus bisa berkembang menjadi gabungan flu babi, flu unggas, dan flu manusia. Pencampuran material genetik bermula ketika virus itu masuk ke tubuh babi. Virus flu manusia dan virus flu babi masuk ke sel selaput lendir atau epitel babi melalui reseptor alfa 2,6 sialic acid, sedangkan virus flu unggas masuk ke reptor alfa 2,3 sialic acid. Namun, babi memiliki kedua reseptor itu sehingga virus dengan mudah masuk ke dalam sel babi. Di dalam sel babi, virus-virus tersebut kemudian mengalami replikasi.
Sumber : Google
Pada saat bereplikasi, diantara virus-virus tersebut bisa terjadi pertukaran material genetik atau antigenic drift. Masing-masing virus memiliki material genetik berupa delapan fragmen. Delapan fragmen itu adalah HA, NA, PA, PB1, PB2, M, NP, dan NS. Fragmen-fragmen tersebut bisa bertukar antara atau dengan lainnya sehingga terbentuk “anak” virus dengan sifat yang berbeda. Dalam kasus flu babi, penataan ulang itu menghasilkan virus dengan struktur luar sama dengan “induknya”, yaitu virus flu babi (karena itu virus ini tetap disebut subtipe H1N1). Namun, material di dalamnya berasal dari fragmen virus flu manusia dan flu unggas. Disamping terjadi pertukaran material genetik, kemungkinan pula terjadi antigenetik shift, yaitu fragmen-fragmen yang ada saling bermutasi. Bila ini yang terjadi,“anak” virus memiliki material genetik yang lebih kompleks. Bila antigenetik shift dan antigenetik drift terjadi di dalam kasus flu babi, ini merupakan perubahan yang sempurna.
a)      Klasifikasi virus influenza A
Virus influenza A disubklasifikasikan berdasarkan antigenisitas dari hemagglutinins (HA) dan neuraminidase (NA). Saat ini, ada 16 subtipe HA (H1-H16) dan 9 subtipe NA (N1-N9).
b.      Host
Host (Penjamu) dari penyakit flu babi adalah manusia, babi, ataupun hewan lainnya. Sub tipe H1N1 mempunyai kesanggupan menulari antara spesies terutama babi, bebek, kalkun dan manusia.

                                                                      sumber: wikipedia

Subtipe H1N1 lazim ditemukan di populasi babi
c.       Environment
Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan penularan flu babi antara lain lingkungan fisik seperti musim, Penyakit ini cenderung mewabah di musim semi dan musim dingin tetapi siklusnya adalah sepanjang tahun. Ada banyak jenis flu babi dan seperti flu pada manusia penyakit ini secara konstan berubah.
            D.    PATOGENESIS PENYAKIT FLU BABI
Pada penyakit influenza babi klasik, virus masuk melalui saluran pernafasan atas kemungkinan lewat udara. Virus menempel pada trachea dan bronchi dan berkembang secara cepat yaitu dari 2 jam dalam sel epithel bronchial hingga 24 jam pos infeksi. Hampir seluruh sel terinfeksi virus dan menimbulkan eksudat pada bronchiol. Infeksi dengan cepat menghilang pada hari ke 9. Lesi akibat infeksi sekunder dapat terjadi pada paru-paru karena aliran eksudat yang berlebihan dari bronkhi. Lesi ini akan hilang secara cepat tanpa meninggalkan adanya kerusakan. Kontradiksi ini berbeda dengan lesi pneumonia enzootica babi yang dapat bertahan lama. Pneumonia sekunder biasanya karena serbuan Pasteurella multocida, terjadi pada beberapa kasus dan merupakan penyebab kematian. 
            E.     PATOLOGI PENYAKIT FLU BABI
Pada hewan yang terserang influenza tanpa komplikasi, jarang sekali terjadi kematian. Jika dilakukan pemeriksaan bedah bangkai lesi yang paling jelas terlihat pada bagian atas dari saluran pernafasan. Lesi terlihat meliputi kongesti pada mukosa farings, larings, trakhea dan bronkhus, pada saluran udara terdapa cairan tidak berwarna, berbusa, eksudat kental yang banyak sekali pada bronkhi diikuti dengan kolapsnya bagian paru-paru. Terlihat adanya lesi paru dengan tanda merah keunguan pada bagian lobus apikal dan lobus jantung, yang juga bisa terjadi pada lobus lainnya. Lesi lama biasanya terdepresi, merah muda keabu-abuan dan keras pada pemotongan. Pada sekitar atalektase paru-paru sering terjadi emphysema dan hemorhagis ptekhi. Lesi paru tersebut sama dengan lesi pada Enzootic pneumonia yang hanya bisa dibedakan dengan histopatologi. Pada pemeriksaan mikroskopik influenza babi, akan terdeteksi adanya necrotizing bronkhitis dan bronkhiolitis dengan eksudat yang dipenuhi netrofil seluler. Terjadi penebalan septa alveolar dan perubahan epithel bronchial. Bronchi dipenuhi dengan neutrophil yang kemudian dipenuhi sel mononukleal, pada akhirnya terjadi pneumonia intersisial lalu terjadi hiperplasia pada epithel bronchial. Pada beberapa kasus hanya terlihat kongesti. Adanya pembesaran dan edema pada limfoglandula dibagian servik dan mediastinal. Pada limpa sering terlihat pembesaran dan hiperemi yang hebat terlihat pada mukosa perut. Usus besar mengalami kongesti, bercak dan adanya eksudatkathar yang ringan.
            F.    GEJALA PENYAKIT FLU BABI
                       
Penyakit ini menyebar sangat cepat hampir 100% babi yang rentan terkena, dan ditandai dengan apatis, sangat lemah, enggan bergerak atau bangun karena gangguan kekakuan otot dan nyeri otot, eritema pada kulit, anoreksia, ngorok, batuk, serta diare namun kadang tanda-tanda tersebut tidak nampak, demam sampai 41,80C. Batuk sangat sering terjadi apabila penyakit cukup hebat, dibarengi dengan muntah eksudat lendir, bersin, dispnu diikuti kemerahan pada mata dan terlihat adanya cairan mata. Biasanya sembuh secara tiba-tiba pada hari ke 5-7 setelah gejala klinis.

Tanda klinis pada manusia yaitu, mirip flu biasa pada manusia, demam, lesu, sakit kepala, batuk, pilek, tenggorokan sakit, iritasi pada mata, sesak nafas tapi tidak separah flu burung, mual, muntah dan diare.
a.       Gejala pada anak-anak.
1)      Napas cepat atau kesulitan bernapas 
2)      Kulit berwarna kebiruan dan tidak cukup minum
3)      Susah bangun dan tidak berinteraksi 
4)      Sangat rewel dan tidak mau disentuh 
5)      Flu-like sympstoms membaik tapi muncul lagi dengan gejala demam dan batuk hebat
6)      Demam dengan kemerahan 
b.      Gejala pada orang dewasa.
1)      Kesulitan bernapas atau sesak napas 
2)      Nyeri atau rasa tertekan di dada dan perut 
3)      Rasa pusing atau dizziness yang tiba-tiba 
4)      Hilang kesadaran 
5)      Muntah yang hebat
            G.    DIAGNOSA PENYAKIT FLU BABI
Sumber : Google
Diagnosa flu babi ditegakan berdasarkan gejala klinis pasien dan riwayat kontak dengan mereka meraka yang memiliki gejala seperti diatas.   Selanjutnya dilakukan pemeriksaan lendir atau dahak yang berasal dari tenggorokan pasien. Pemeriksaan ini gunanya untuk membedakan apakah virus yang menginfeksi penderita tersebut termasuk virus tipe A atau B. Bila ternyata hasilnya adalah virus tipe B maka dapat dipastikan bahwa pasien tersebut bukan terinfeksi flu babi. Namun bila ternyata hasilnya adalah virus tipe A maka ada kemungkinan penderita tersebut menderita flu babi atau terinfeksi virus H1N1. Sampel ini selanjutnya dikirim ke laboratorium yang lebih lengkap untuk memastikan adanya antigen virus flu babi sehingga diagnosa flu babi dapat ditegakan dengan pasti.
Sumber : Google

              H. PENULARAN PENYAKIT FLU BABI
Penularan penyakit flu babi yaitu secara kontak langsung (bersentuhan, terkena lendir penderita) dan tidak langsung (virus ini menyebar lewat udara, peralatan kandang, alat transportasi dll). Virus ini sangat sangat mudah menular bisa lewat bersin dan batuk penderita. Virus ini tidak menular lewat daging babi jika telah dimasak dengan suhu minimal 710C atau lebih dari 800C.
a.       Peularan pada hewan
Penyebaran virus influenza dari babi ke babi dapat melalui kontak moncong babi, melalui udara atau droplet. Faktor cuaca dan stres akan mempercepat penularan. Virus tidak akan tahan lama di udara terbuka. Penyakit bisa saja bertahan lama pada babi breeder atau babi anakan. Kekebalan maternal dapat terlihat sampai 4 bulan tetapi mungkin tidak dapat mencegah infeksi, kekebalan tersebut dapat menghalangi timbulnya kekebalan aktif. Transmisi inter spesies dapat terjadi, sub tipe H1N1 mempunyai kesanggupan menulari antara spesies terutama babi, bebek, kalkun dan manusia, demikian juga sub tipe H3N2 yang merupakan sub tipe lain dari influenza A. H1N1, H1N2 dan H3N2 merupakan ke 3 subtipe virus influenza yang umum ditemukan pada babi yang mewabah di Amerika Utara, tetapi pernah juga sub tipe H4N6 diisolasi dari babi yang terkena pneumonia di Canada.
Rute utama penularan adalah melalui kontak langsung antara hewan yang terinfeksi dan tidak terinfeksi Ini kontak dekat sangat umum selama transportasi hewan. Pertanian intensif juga dapat meningkatkan resiko penularan, karena babi yang dibesarkan dalam jarak yang sangat dekat satu sama lain. Para transfer langsung dari virus mungkin terjadi baik oleh babi, menyentuh hidung, atau melalui lendir kering. Transmisi udara melalui aerosol yang dihasilkan oleh babi batuk atau bersin juga merupakan sarana penting infeksi. Virus ini biasanya menyebar dengan cepat melalui kawanan, menginfeksi semua babi hanya dalam beberapa hari.
b.      Penularan pada manusia
Manusia dapat terkena penyakit influenza secara klinis dan menularkannya pada babi. Kasus infeksi sudah dilaporkan pada pekerja di kandang babi di Eropa dan di Amerika Beberapa kasus infeksi juga terbukti disebabkan oleh sero tipe asal manusia. Penyakit pada manusia umumnya terjadi pada kondisi musim dingin.
            I.     BAHAYA FLU BABI BAGI MANUSIA
Sumber : Google

Maraknya  penularan flu babi (swaine flu) di beberapa negara membuat pemerintah Indonesia waspada. Pemerintah telah menghentikan impor babi dan memperketat pengawasan di perbatasan, termasuk di bandara. Langkah itu dilakukan untuk mencegah masuknya virus flu babi di Indonesia. Flu babi patut diwaspadai. Sebab penyakit mematikan itu sangat cepat menular ke manusia lewat udara. Penularannya jauh lebih cepat dibandingkan flu burung.
Penularan flu burung ke manusia prosesnya lama. Beda dengan flu babi yang begitu cepat menular ke manusia. Kendati flu babi dan flu burung sama-sama mematikan, flu babi rupanya lebih berbahaya karena penyebarannya jauh lebih cepat ke manusia. Korbannya juga lebih banyak manusia ketimbang babi. Hal itu berbeda dengan flu burung yang korbannya lebih banyak unggas ketimbang manusia.
            J.    PENCEGAHAN PENYAKIT FLU BABI
Upaya pencegahan penularan dilakukan dengan cara menghindari bahan yang terkontaminasi tinja atau kontak langsung dengan babi atau unggas yang terinfeksi flu babi. Beberapa tindakan pencegahan sebagai berikut:
1.      Setiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran pencernaan babi harus menggunakan pelindung (masker, kaos tangan, kaca mata renang, dll).
2.      Bahan yang berasal dari saluran cerna babi seperti kotoran harus diletakkan dengan baik (ditanam/dibakar) agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang disekitarnya.
3.      Alat-alat yang digunakan dalam peternakan harus dicuci dengan desinfektan.
4.      Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan.
5.      Menyemprotkan cairan desinfektan pada kandang dan area peternakan.
6.      Melakukan dan menjaga kebersihan lingkungan.
7.      Melakukan dan menjaga kebersihan diri.
Namun setidaknya ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit flu babi yang ditularkan dari orang ke orang ini. Badan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memberikan beberapa tips yaitu:
1.    Menutup hidung dan mulut dengan tisu jika batuk atau bersin. Kemudian membuang tisu tersebut ke kotak sampah.
2.    Sering-seringlah mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, terutama setelah batuk atau bersin. Pembersih tangan berbasis alkohol juga efektif digunakan.

3.    Jangan menyentuh mulut, hidung atau mulut dengan tangan.
4. Hindari kontak atau berdekatan dengan orang yang sakit flu. Sebab influenza umumnya menyebar lewat orang ke orang melalui batuk atau bersin penderita.
5.  Jika seseorang sakit flu, CDC menyarankan orang tersebut untuk tidak masuk kerja atau sekolah dan beristirahat di rumah.
            K.    PENGOBATAN PENYAKIT FLU BABI
Terapi suportif dasar (misal, terapi cairan, analgesik, penekan batuk) perlu diberikan. Pengobatan antivirus secara empiris perlu diperhatikan untuk kasus flu babi, baik yang sudah pasti, masih dalam kemungkinan, ataupun kecurigaan terhadap kasus ini. Pengobatan pasien rawat inap dan pasien dengan resiko tinggi untuk komplikasi influenza perlu sebagai prioritas.
Penggunaan antivirus dalam 48 jam sejak onset gejala sangat penting dalam hubungannya dengan efektivitas melawan virus influenza. Pada penelitian mengenai flu musiman, bukti akan manfaat pengobatan lebih baik jika pengobatan dimulai sebelum 48 jam sejak onset penyakit. Walau begitu, beberapa penelitian mengenai pengobatan flu mengindikasikan banyak manfaat, termasuk mengurangi kematian atau durasi rawat inap, bahkan pada pasien yang mendapat pengobatan lebih dari 48 jam setelah onset penyakit. Lama pengobatan yang direkomendasikan adalah selama 5 hari.
Oseltamivir (Taminflu) dan Zanamivir (Relenza) bekerja dengan menghambat neuraminidase, suatu glikoprotein pada permukaan virus influenza yang merusak reseptor sel terinfeksi untuk hemagglutinin virus. Dengan menghambat neuraminidase virus, pelepasan virus dari sel terinfeksi dan penyebaran virus akan berkurang. Oseltamivir dan Zanamivir merupakan terapi yang efektif untuk influenzavirus A atau B dan diminum dalam 48 jam sejak onset gejala.

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Flu babi (Swine Influenza) merupakan penyakit saluran pernafasan akut yang sangat menular, disebabkan oleh virus influenza tipe A yang termasuk dalam orthomyxovirus. Virus ini berasal dari Mexico dan telah menjadi pandemic di berbagai negara di dunia. Virus ini merupakan perpaduan antara virus flu burung dan virus flu manusia. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan tepat.
B.     SARAN
Untuk terhindar dari penyakit flu babi maka sebaiknya kita tidak kontak langsung dengan babi yang terjangkit, dan apabila kita mendapatkan kasus ataupun babi yang mengalami ciri-ciri terjangkit virus ini maka sebaiknya kita segera mensterilkan babi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Basith Alzufri abdullah. 2012. Penyakit Flu Babi, (Online). (http://abdulbasithalzufri.blogspot.com, diakses 7 April 2014)

Dinkesjogja. 2009. Flu Babi, (Online). (http://dinkes.jogjaprov.go.id, diakses 7 April 2014)

Edogawa Mita. 2013. Makalah Flu Babi, (Online). (http://goblog011.blogspot.com, diakses 7 April 2014)

Epidemiologiunsri. 2011. Swine Influenza, (Online). (http://epidemiologiunsri.blogspot.com, diakses 7 April 2014)

Herlina Lindah. 2012. Bahaya Flu Babi, (Online). (http://lindaherlina.wordpress.com, diakses 7 April 2014)

 (http://manager-mad.blogspot.com, diakses 7 April 2014)

Phac. 2014. Influenza, (Online). (http://www.phac-aspc.gc.ca, diakses 7 April 2014)

Wikipedia. 2014. Flu Babi, (Online). (http://id.wikipedia.org, diakses 7 April 2014)

Wikipedia. 2009. Wabah Flu Babi 2009, (Online). (http://id.wikipedia.org, diakses 7 April 2014)